KICAUAN ILMUAN BIOLOGI SMAN 2 TANJUNG RAJA

Senin, 28 Oktober 2019

DINDING SEL

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Adanya dinding sel pada tumbuhan membedakan dengan sel hewan. Dinding sel tumbuh di sebelah luar protoplas, merupakan bagian sel yang bersifat mati. Berfungsi menentukan bentuk sel serta tekstur jaringan, sebagai pelindung dan penguat protoplas. Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, semakin dewasa sel tersebut, dinding selnya relatif makin bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel berbeda-beda sesuai dengan fungsinya sehingga terdapat perbedaan bentuk sel.

Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dinding sel mempunyai tiga bagian pokok, yaitu subtansi interseluler (lamela tengah), dinding primer, dinding sekunder. Sebagian besar sel memiliki lamela tengah dan dinding primer, sedangkan dinding sekunder hanya terdapat pada sel-sel tertentu.

1) Lamela Tengah
Lamela tengah terdapat di antara dinding primer dari dua sel yang berdekatan. Merupakan perekat yang mengikat sel secara bersama-sama untuk membentuk jaringan. Terutama terdiri atas persenyawaan pektin, campuran Ca dan Mg pektat. Enzim pektinase dan bahan-bahan kimia yang dapat melarutkan pektin menghancurkan jaringan menjadi sel-sel yang terpisah. Proses ini disebut meserasi. Pada jaringan yang berkayu, lamela tengah mengandung lignin.

2) Dinding Primer
Dinding primer adalah dinding sel asli yang pertama kali berkembang pada sel baru. Dinding sel primer tersusun dari ± 9-25% selulosa, sisanya adalah hemiselulosa, dan pektin. Molekul selulosa terdiri atas rantai-rantai panjang residu glukosa yang saling berhubungan. Molekul rantai ini tersusun dalam ikatan yang disebut misel. Molekul selulosa yang panjang dan tidak bercabang bergabung membentuk serat-serat silindris panjang yang disebut mikrofibril. Karena susunan molekul selulosanya searah, maka mikrofibril bersifat seperti kristal dan mempunyai daya tahan regang sekuat kawat baja pada kabel.

Dinding sel ini dapat mengalami pertumbuhan menebal yang diselingi atau kadang-kadang bersamaan dengan pertumbuhan permukaan dari dinding tersebut, sehingga setelah dinding tersebut menebal tampak adanya lapisan-lapisan pada sel tersebut. Sel-sel dewasa yang hanya mempunyai dinding primer dapat menjadi embrional kembali (menjadi semakin tipis). Dinding primer dapat beradaptasi terhadap pertumbuhan secara mengagumkan dengan cara:
1. Meregangkan serat mikronnya ke arah membujur dan saling menggeser.
2. Meningkatkan luas permukaannya hingga 20 kali lipat dan menambah bahan baru sehingga dinding tersebut tidak menjadi tipis.
3. Pada saat tidak tumbuh tahan regangan.

3) Dinding Sekunder
Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam permukaan dinding primer. Dinding sekunder terutama terdiri atas selulosa atau campuran selulosa dengan hemiselulosa. Umumnya lebih tebal dari dinding primer. Kemungkinan dinding sekunder juga terdiri dari lignin atau zat lain. Berfungsi sebagai penguat, khas pada sel-sel yang mempunyai fungsi khusus dan mengalami perubahan yang irreversibel, misalnya sel xilem, yaitu trakea dan trakeid, sel jari-jari empulur, parenkim kayu dan sel-sel sklerenkim. Dinding sekunder biasanya ditandai oleh adanya lekukan atau bagian dinding yang kedalamannya bermacam-macam.

Bagian tertentu dari dinding sel memiliki sejumlah daerah penipisan yang disebut noktah. Noktah merupakan saluran pertukaran benda sel ke sel. Macam-macam noktah yaitu:
1. Noktah sederhana (biasa), contohnya pada sel-sel parenkim dengan dinding menebal, serabut libriform, sklereid.
2. Noktah berhalaman (terlindung), contohnya pada sel-sel serabut sklereid dan elemen trakeal.

Pada noktah berhalaman dinding sekunder melengkung, melingkupi ruang noktah, dan berakhir dengan lubang menghadap lumen disebut mulut noktah, sedangkan pada noktah sederhana tidak terdapat hal demikian. Jika kedua pasang noktah itu sederhana, maka disebut pasangan noktah sederhana, sedangkan jika kedua pasang noktah itu berhalaman terlindung disebut pasangan noktah halaman. Jika salah satu pasangannya merupakan noktah sederhana dan satunya noktah berhalaman, disebut pasangan noktah setengah halaman.

Jika noktah tidak mempunyai pasangan pelengkap pada sel terdekatnya atau bila berhadapan dengan ruang interseluler, disebut noktah buntu/buta. Jika dua atau lebih noktah berhadapan dengan satu noktah lebar, maka disebut noktah majemuk unilateral. Saluran noktah yang bercabang dinamakan noktah sederhana bercabang  (ramiformis). Pada beberapa tumbuhan, pasangan noktah terlindung mengalami penebalan di bagian tengah membran yang berbentuk cakram, disebut torus. Membran noktah di sekeliling torus disebut margo.

Susunan Kimia Dinding Sel

Dinding sel tumbuhan umumnya disusun oleh:
1. Zat organik; pektin, protopektin, selulosa, hemiselulosa, lignin, suberin, pentosan, kutin, sporolenin, dan lain-lain.
2.  Zat anorganik; kersik (SiO2­), contohnya pada dinding epidermis batang bambu dan tebu (keras dan tahan hama).

Pembentukan dan Pertumbuhan Dinding Sel

Pada saat pembelahan sel dimulai pembentukan dinding baru sel anakan. Selama fase telofase, benang-benang plasma (fragmoplas) meluas ke bagian tengah sel dan di bidang ekuatorial terbentuk juga sekat sel yang baru. Dengan demikian terjadilah pemisahan dua protoplas baru. Sekat berasal dari peleburan vesikel-vesikel hasil sekresi diktiosom yang ada di sekitar fragmoplas dan mungkin juga dari retikuum endoplasma. Peleburan vesikel-vesikel menjadi dinding sekat meninggalkan lubang kecil, yaitu saluran plasmodesmata. Suatu lamela tipis kemudian diletakkan pada kedua sisi sekat pemisah oleh protoplas sel anakan. Terjadilah tingkat awal perkembangan dinding baru sel anakan.

Peleburan vesikel pada sekat sel diikuti oleh penambahan bahan dinding pada kedua sisi sekat sel, sehingga menambah tebal. Bahan dinding primer yang baru juga ditimbun pada dinding yang lama, sehingga masing-masing sel anakan membentuk dinding primer yang lengkap. Perkembangan dinding sel dalam penebalannya dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan penempelan bahan dinding selapis demi selapis pada lamela tengah (aposisi) dan dengan penyisipan bahan baru di antara bahan yang lama (instususepsi). Berdasarkan arahnya, pertumbuhan dinding sel secara aposisi disebut sentripetal, sedangkan pertumbuhan dinding ke arah luar lumen sel disebut sentrifugal. Pertumbuhan sentripetal dijumpai pada khas sel-sel pembentuk jaringan. Sedangkan pertumbuhan sentrifugal dijumpai pada pembentukan dinding sel serbuk sari atau spora.


KELAS CHAROPHYCEAE (GANGGANG KARANG)

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Ganggang karang atau disebut juga Charophyceae sel-selnya mempunyai dinding selulosa, klorofil a dan b, dan zat tepung  sebagai hasil asimilasi, dan merupakan makanan cadangan. Hidupnya di  kolam-kolam atau selokan sebagai bentos. Talus berbuku-buku. Pembiakan  seksual dengan oogami. Oogonium diselubungi benang-benang yang  melingkar seperti spiral. Dari ketiak cabang-cabang pendek itu seringkali  tumbuh cabang-cabang yang panjang yang susunannya sama dengan  sumbu pokoknya. Sumbu itu melekat pada substrat yang keras. Beberapa  jenis characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam  umbi yang penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi  kala yang buruk.

gambar. thalus Chara fragilis

Pada  Nitella tiap-tiap sumbu hanya tediri atas satu sel ruas saja, tetapi  pada characeae umumnya, sel ruas itu dikelilingi oleh selapis sel-sel yang  tersusun sejajar menurut poros bujur. Sel-selnya mengandung sebuah inti dan kloroplas berbentuk bulat. Pembelahan amitosis, sehingga sel ruas terdapat beberapa inti. Alat-alat pembiakan seksual berupa anteridium bulat berwarna kekuningkuningan, dan oogonium seperti telur berwarna hijau dan terdapat dalam ketiak cabang. Anteridium berasal dari satu sel induk yang kemudian membelah menjadi  8 sel, yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel sehingga dengan ini terbentuklah 24 sel. Delapan  sel paling luar dinamakan sel-sel dinding (pelindung), 8 sel ditengah  dinamakan sel pemegang (manubrium), 8 lagi yang paling dalam  dinamakan sel-sel pokok.
gambar. oogonium dan anteridium pada Chara

Karena sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka characeae penting  peranannya dalam pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil,  characeae ditemukan pada lapisan-lapisan tanah dari zaman jura. Semua  warga kelas ini hanya dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu charales   yang terbagi dalam beberapa suku antara lain:
  • Chara fragilis
  • Chara intermedia
  • Nitellagracilis
  • Tolypella prolifera

GAGASAN UTAMA EVOLUSI DARWIN

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Di dalam bukunya, Darwin mengembangkan dua gagasan utama: bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman makhluk hidup, dan bahwa seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkungannya.
Gambar. Buku karangan Darwin.

 Dalam edisi pertama The Origin of Species, Darwin tidak pernah menggunakan kata evolusi. Ia lebih banyak membahas penurunan dengan modifikasi, frasa yang merangkum pandangannya tentang kehidupan. Darwin menyadari kesatuan dalam kehidupan, yang dinyatakannya sebagai akibat dari semua organisme yang diturunkan dari satu nenek moyang yang hidup di masa lalu. Ia juga berpikir bahwa karena keturunan dari organisme nenek moyang tersebut hidup di dalam berbagai habitat selama jutaan tahun, mereka telah mengakumulasikan berbagai macam modifikasi, atau adaptasi, yang membuat mereka sesuai dengan cara hidup spesifik. Darwin menalar bahwa dalam jangka waktu yang amat panjang, penurunan dengan modifikasi pada akhirnya menyebabkan tingginya keanekaragaman makhluk hidup yang kita lihat sekarang.

Darwin memandang sejarah kehidupan sebagai sebuah pohon, dengan banyak cabang dari batang bersama menuju ke ujung-ujung ranting termuda. Ujung ranting-ranting tersebut mencerminkan keanekaragaman organisme yang ada saat ini. Setiap percabangan pada pohon mencerminkan nenek moyang dari semua garis evolusi yang kemudian bercabang dari titik tersebut. Spesies yang berkerabat dekat misalnya gajah Asia dan gajah Afrika sangat mirip sebab mereka berada berada pada garis keturunan yang sama sebelum baru-baru ini memisah dari nenek moyang bersama mereka. Pada kenyataannya banyak cabang evolusi bahkan beberapa cabang besar merupakan jalan buntu, saintis memperkirakan bahwa lebih dari 99% spesies yang pernah ada sekarang telah punah.
Gambar. Pohon evolusi gajah.

Dalam upayanya untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, Linnaeus menyadari bahwa sejumlah organisme memiliki kemiripan yang lebih banyak daripada organisme lain, namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan evolusi. Bagi Darwin hierarki Linnaean mencerminkan sejarah percabangan dari pohon kehidupan, dengan organisme pada tingkat yang berbeda berkerabat melalui penurunan dari nenek moyang bersama.

Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan untuk menghasilkan keturunan secara lebih. Ia mulai menyadari hubungan ini setelah membaca sebuah esai oleh ekonom Thomas Malthus, yang menyatakan bahwa banyak penderitaan manusia, penyakit, kelaparan, dan perang adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari potensi populasi manusia untuk meningkat lebih cepat daripada ketersediaan makanan dan sumber daya lain.Darwin menyadari bahwa kapasitas untuk menghasilkan keturunan secara berlebih merupakan karakteristik semua spesies. Dari banyak telur yang dihasilkan, anak yang dilahirkan, dan biji yang disebarkan hanya sekian persen yang menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan keturunan sendiri. Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin, atau tidak mampu bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar garam atau suhu.

Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya, namun juga sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan. Misalnya, suatu organisme mungkin memiliki satu sifat warisan yang memberi keuntungan bagi keturunannya untuk meloloskan dari predator, memperoleh makanan, atau bertoleransi terhadap kondisi fisik. Sewaktu keuntungan-keuntungan semacam itu meningkatkan jumlah keturunan yang sintas dan bereproduksi, sifat-sifat yang menguntungkan tersebut akan lebih mungkin muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi pada generasi berikutnya. Oleh karena itu seiring waktu seleksi alam yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti predator, kekurangan makanan, atau kondisi fisik yang tidak bersahabat dapat meningkatkan persentase sifat-sifat yang menguntungkan di dalam populasi.

Darwin menalar bahwa jika seleksi buatan dapat menyebabkan perubahan dramatis dalam periode waktu yang relatif singkat, maka seleksi alam dapat mengakibatkan modifiksai penting dari spesies lebih dari ratusan generasi. Bahkan jika keuntungan dari beberapa sifat yang diwariskan lebih kecil dari sifat yang lain, variasi-variasi yang menguntungkan akan terakumulasi secara bertahap di dalam populasi, sementara variasi yang kurang menguntungkan akan berkurang. Seiring waktu proses ini akan meningkatkan frekuensi individu-individu dengan adaptasi yang menguntungkan sehingga meningkatkan kecocokan antara organisme-organisme dan lingkungannya.
 gambar. Seleksi buatan mustar liar.

Dari hasil pengamatan yang Darwin lakukan, dapat disimpulkan gagasan utama seleksi alam antara lain:
  • Seleksi alam adalah suatu proses yang terjadi ketika individu yang memiliki karakteristik warisan tertentu sintas dan bereproduksi dengan laju yang tinggi daripada individu-individu lain.
  • Seiring waktu, seleksi alam dapat meningkatkan kecocokan antara organisme dan lingkungannya.
  • Jika lingkungan berubah, atau individu berpindah ke lingkungan baru, seleksi alam dapat dilihat dari adaptasi terhadap kondisi baru tersebut, terkadang memunculkan spesies baru dalam proses tersebut.
Seleksi alam berlangsung melalui interaksi antara organisme individual dan lingkungannya, namun individu tidak berevolusi. Sebenarnya populasilah yang berevolusi seiring waktu. Seleksi alam dapat memperbanyak atau mengurangi sifat warisan dari organisme kepada keturunannya. Walaupun suatu organisme mungkin termodifikasi semasa hidupnya, dan karakteristik yang diperoleh dapat membantu organisme tersebut di lingkungannya, hanya ada sedikit bukti bahwa sifat yang diperoleh diwariskan pada keturunan.

Untuk lebih memahami materi ini, simaklah video berikut:

PERJALANAN DARWIN DALAM PERUMUSAN TEORI EVOLUSI

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Darwin merangkai berbagai gagasannya dari hasil temuan para saintis yang mempelajari fosil, sisa atau jejak organisme dari masa lalu. Kebanyakan fosil ditemukan di batuan endapan yang terbentuk dari pasir dan lumpur yang terkumpul di dasar laut, sungai, dan rawa-rawa. Lapisan baru dari endapan menutupi lapisan yang lebih tua dan menekannya menjadi lapisan batuan yang saling bertumpukan yang disebut strata. Adanya erosi menggerus strata yang lebih atas sehingga mengungkapkan strata yang lebih dalam yang sebelumnya terkubur. Darwin menalar bahwa proses perubahan geologis merupakan hasil dari kerja yang lambat namun terus menerus dan bukan dari peristiwa yang mendadak, sama halnya dengan makhluk hidup yang lambat laun akan mengalami perubahan.
Gambar 1. Charles Darwin (Campbell, 2010).

Charles Darwin (1809-1882) dilahirkan di Shewsbury, Inggris Barat. Sejak kecil ia sudah sangat tertarik pada alam. Ayah Darwin seorang dokter dan beranggapan anaknya tidak akan punya masa depan sebagai seorang naturalis sehingga mengirim Darwin ke sekolah kedokteran di Edinburgh. Darwin beranggapan bahwa kedokteran membosankan dan proses operasi ketika metode pembiusan belum ditemukan merupakan hal yang mengerikan. Ia berhenti dari sekolah kedokteran dan mendaftar ke Cambridge University, dengan niat menjadi pendeta.

Di Cambridge, Darwin menjadi murid Revered (pendeta) John Henslow seorang professor botani. Segera setelah Darwin lulus, Henslow merekomendasikannya kepada Kapten Robert FitzRoy, yang sedang menyiapkan kapal survey HMS Beagle untuk perjalanan panjang mengelilingi dunia. 
 Gambar. peta pelayaran HMS beagle.

Darwin bertolak dari Inggris dengan Beagle pada Desember 1831. Misi utama perjalanan itu adalah memetakan pesisir Amerika Selatan yang kurang diketahui. Sementara awak kapal menyurvei pesisir, Darwin menghabiskan sebagian besar waktunya di darat, mengamati dan mengumpulkan ribuan tumbuhan dan hewan Amerika Selatan. Ia mencatat ciri-ciri tumbuhan dan hewan yang membuat mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beaneka ragam, seperti hutan lembab di Brazil, padang rumput yang luas di Argentina, dan puncak gunung Andes yang menjulang.

Darwin mengamati bahwa tumbuhan dan hewan di wilayah beriklim sedang Amerika Selatan lebih mirip dengan spesies yang hidup di wilayah tropis Amerika Selatan dibandingkan dengan spesies yang hidup di wilayah beriklim sedang di Eropa, lebih lanjut, fosil-fosil yang ditemukan walaupun jelas berbeda dari spesies-spesies yang masih ada, menunjukkan kekhasan Amerika Selatan karena mirip dengan organisme yang masih ada di benua tersebut.

Darwin juga menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan geologi selama pelayaran tersebut. Meskipun sering mabuk laut, ia membaca Principles of Geology karya Lyell sewaktu berlayar di atas Beagle. Ia mengalami sendiri perubahan geologi ketika gempa bumi yang kuat mengguncang pesisir Chili. Ia kemudian mengamati bahwa bebatuan di sepanjang pesisir terdorong ke atas sejauh beberapa kaki. Darwin yang menemukan fosil organisme laut jauh di ketinggian Andes, menyimpulkan bahwa bebatuan yang mengandung fosil-fosil tersebut pastilah terangkat ke atas oleh serangkaian gempa semacam itu. Pengamatan-pengamatan ini mempertegas hal yang ia pelajari dari Lyell: bukti fisik tidak mendukung pandangan tradisional bahwa Bumi yang statis hanya berumur beberapa ribu tahun.

Ketertarikan Darwin tentang distribusi geografik spesies terdorong lebih jauh sewaktu Beagle berlabuh di Galapagos, gugusan kepulauan vulkanik yang terletak di dekat khatulistiwa, sekitar 900 km sebelah barat Amerika Selatan. Darwin terpesona oleh organisme-organisme tak lazim yang ia temukan di sana. Burung yang ia koleksi di Galapagos mencakup beberapa jenis mockingbird yang walaupun serupa, tempaknya merupakan spesies yang berbeda. Ada spesies mockingbird yang hanya tinggal di pulau tertentu, sementara yang lain hidup di dua atau lebih pulau-pulau yang berdekatan. Lebih lanjut, walaupun hewan di Galapagos mirip dengan spesies yang menghuni daratan Amerika Selatan, kebanyakan spesies di Galapagos tidak ditemukan di tempat-tempat mana pun di dunia. Darwin membuat hipotesis bahwa kepulauan Galapagos dikolonisasi oleh organisme yang tersesat dari Amerika Selatan dan kemudian berdiversifikasi sehingga muncullah berbagai spesies baru di kepulauan yang beraneka ragam itu.
 
Gambar. Variasi paruh pada burung finch Galapagos


Selama pelayaran bersama Beagle Darwin mengamati banyak contoh adaptasi, yakni karakteristik organisme yang meningkatkan kesintasan dan reproduksi pada lingkungan yang spesifik. Belakangan, sewaktu ia menguji ulang pengamatannya, ia mulai memahami adaptasi terhadap lingkungan dan kemunculan spesies baru sebagai dua proses yang berkaitan erat. Mungkinkah spesies baru muncul dari bentuk nenek moyang melalui akumulasi bertahap dari adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda? Dari penelitian-penelitian yang dilakukan bertahun-tahun setelah pelayaran Darwin para ahli biologi menyimpulkan bahwa memang inilah yang terjadi pada kelompok finch Galapagos yang beraneka ragam. Berbagai bentuk paru dan perilaku finch diadaptasikan terhadap makanan spesifik yang tersedia di pulau tempat tinggalnya. Darwin menyadari bahwa menjelaskan adaptasi semacam itu penting sekali untuk memahami evolusi yang berpusat pada seleksi alam. Pada awal tahun 1840-an, Darwin telah menyusun hal-hal utama dari hipotesisnya. Ia menuangkan gagasan tersebut dalam sebuah makalah pada 1844, sewaktu ia menulis sebuah esai panjang tentang penurunan dengan modifikasi dan mekanisme yang mendasarinya, yaitu seleksi alam. Namun ia masih ragu untuk menerbitkan gagasannya, karena bisa menimbulkan kontroversi. Bahkan ketika ia menunda penerbitan esainya, Darwin terus mengumpulkan bukti yang mendukung hipotesisnya. Pada pertengahan 1850-an ia menjabarkan gagasannya kepada Lyell dan beberapa orang lain. Lyell yang belum yakin tentang evolusi tetap mendorong Darwin untuk menerbitkan pemikirannya sebelum ada orang lain yang mencapai kesimpulan yang sama dan menerbitkannya lebih dulu. 
 Gambar. Gagasan pemikiran Darwin

Pada juni 1858, prediksi Lyell menjadi kenyataan. Darwin menerima manuskrip dari Alfred Russel Wallace (1823-1913), seorang naturalis Inggris yang bekerja di Hindia Timur yang telah mengembangkan hipotesis seleksi alam mirip dengan hipotesis Darwin. Wallace meminta Darwin untuk mengevaluasi makalahnya dan meneruskannya ke Lyell untuk mengetahui apakah makalah itu pantas diterbitkan. Darwin kemudian menyelesaikan bukunya yang diberi judul On the Origin of Species by Means of Natural Selection (Mengenai Asal-usul Spesies Akibat Seleksi Alam) dan menerbitkannya pada tahun berikutnya. Walaupun Wallace telah mengirimkan gagasannya untuk diterbitkan terlebih dahulu, ia mengagumi Darwin dan berpikir bahwa Darwin telah mengembangkan gagasan seleksi alam dengan sedemikian ekstensif sehingga Darwinlah yang harus diakui sebagai arsitek utamanya.

Dalam satu dasawarsa, buku Darwin dan para pendukungnya telah meyakinkan kebanyakan ahli biologi bahwa keanekaragaman makhluk hidup merupakan produk evolusi. Darwin berhasil di saat ahli evolusi sebelumnya telah gagal, terutama karena ia menyajikan mekanisme saintifik yang masuk akal dengan logika tak bercacat dan bukti yang melimpah.

MENGENAL JARINGAN IKAT

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019


Jaringan ikat adalah sekumpulan sel khusus yang serupa bentuknya, besarnya dan pekerjaan yang berfungsi menunjang dan menyokong berbagai susunan tubuh yang ada di sekitarnya. Adapun fungsi jaringan ikat yang lain adalah: Merekatkan, mengikat atau menghubungkan berbagai sel atau bangunan yang ada di dalam tubuh. Sebagai media di mana tempat pembuluh darah lewat, untuk mendistribusikan berbagai bahan makanan pada organ yang bersangkutan dan mengangkut produk sisa hasil metabolisme. Pertahanan tubuh, sebagai tempat dimana proses imunologik berlangsung. Dapat berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel pigmen), penghasil benda darah (sel hemopoetik) dan pemulihan jaringan.

JARINGAN IKAT EMBRIONAL
Mesenkim
Mesenkim adalah jaringan ikat embrio yang kelak akan menumbuhkan jaringan ikat dewasa, pembuluh darah dan limfe, dan otot polos. Secara histologis terdiri atas sel-sel mesenkim dan bahan dasar (matriks). Sel ini berbentuk bintang, lebih kecil dari fibroblas dan memiliki banyak penjuluran dan saling berhubungan. Biasanya terletak di sepanjang dinding kapiler. Inti lonjong, besar, pucat karena sedikit mengandung kromatin. Secara umum sifat selnya seragam dan monoton. Matriks bersifat homogen seperti lendir. Dengan meningkatnya umur embrio pada matriks mulai terbentuk filamen-filamen yang bergabung menjadi fibril yang bersifat submikroskopik. Kumpulan fibril ini kelak membentuk serabut. Pembuluh darah belum tampak pada mesenkim.
 Gambar Jaringan mesenkim.
  

Jaringan Ikat Mukosa
Jaringan ikat mukosa/berlendir dapat dianggap sebagai tahap perkembangan lanjut dari mesenkim. Fibril sudah mulai terbentuk pada matriks yang berkonsistensi jel. Fibril sangat halus dan tidak bercabang. Pembuluh darah dan syaraf belum banyak. Zat makanan dan oksigen menuju sel-sel melalui difusi. Jaringan ikat mukosa ditemukan pada tali pusar (umbilicus) di sekitar pembuluh darah, dikenal sebagai „jaringan Wharton‟. Pada mamalia tidak terdapat lagi, hanya pada pupil omasum terdapat jaringan yang mirip, begitu pula pada balung dan pial ayam yang berperan sebagai penunjang.


JARINGAN IKAT DEWASA

Bentuk umum jaringan ikat dewasa jelas berbeda dari jaringan ikat embrio karena fibril-fibril sudah membentuk serabut. Selanjutnya sel-selnya mulai berdiferensiasi menjadi sel-sel jaringan ikat dewasa yang cukup banyak macamnya. Matriks jaringan ikat dewasa sudah berbeda dan mengandung cairan jaringan (tissue fluid). Ketentuan bagi jaringan ikat mensyaratkan adanya tiga unsur utama, yaitu : (1) adanya sel-sel (fibroblast, adiposit, makrofag, plasma sel, sel mast, osteosit, kondrosit); (2) serabut (kolagen, eslatik, retikular); dan (3) matriks.
 
Gambar. Sel-sel jaringan ikat.


SEL JARINGAN IKAT
sel-sel jaringan ikat dapat kita pelajari antara lain sebagai berikut:

Fibroblast (Desmosit)
Fibroblast merupakan sel-sel jaringan ikat tetap yang jumlahnya paling banyak. Inti lonjong mengandung sedikit kromatin. Fungsi fibroblast yaitu membentuk serabut dan bahan dasar (matriks) ekstraseluler. Fibroblast dikenal mampu membentuk serabut kolagen.

Histiosit (klasmatosit atau makrofag tetap)
Histiosit bersama fibroblast selalu terdapat pada jaringan ikat longgar. Bentuk selnya tidak teratur, penjuluran sel pendek dan tumpul, sedangkan intinya lebih kecil dan bulat dari fibroblast. Histiosit dalam keadaan istirahat sulit dibedakan dengan fibroblast. Histiosit tergolong sistem makrofag yang berfungsi memfagositosis benda asing (kuman, pecahan sel) dalam tubuh. Fungsi histiosit membersihkan benda asing dari luar atau dalam tubuh sendiri, misalnya sisa sel yang sudah mati.

Sel Plasma

Sel plasma jarang terdapat pada jaringan ikat biasa, sering terdapat pada jaringan ikat selaput lendir saluran pencernaan. Pada jaringan retikular pembentuk benda darah, pada tempat peradangan mudah ditemukan. Bentuk selnya lonjong tidak teratur, lebih kecil dari histiosit, inti terletak eksentrik dengan kromatin jelas membentuk jalinan seperti roda.

Sel Mast
Sel mast lazimnya terlihat pada jaringan ikat longgar, khususnya di sekitar pembuluh darah. Bentuk selnya besar, lonjong dengan inti agak pucat. Dalam sitoplasma terdapat banyak butir yang lazimnya bersifat basofil. Butir ini mudah larut dalam air seperti butir pada leukosit basofil. Fungsi sel mast menghasilkan heparin (antikoagulan), histamin, dan serotonin. Histamin menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan meningkatkan permeabelitas pembuluh darah kapiler dan vena kecil pada kasus alergi.

Sel lemak
Sel lemak terdapat pada jaringan lemak, bisa bersifat soliter atau mengelompok.

Sel Pigmen
Sel pigmen lazim disebut „melanosit‟ dan pigmen yang berwarna coklat hitam disebut „melanin‟. Melanosit banyak terdapat jaringan ikat berpigmen pada lapis khoroidea mata, rambut, kulit, dan sebagainya. 

Untuk memahami materi jaringan ikat simaklah video berikut ini:


Menjaga Kesehatan Mata

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Mata adalah salah satu organ indera yang penting bagi manusia. Menjaga kesehatan mata dapat menghindarkan Anda dari risiko penyakit mata hingga hilangnya penglihatan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mata.
Rutin Memeriksakan Mata
Setiap orang, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut, dianjurkan untuk memeriksakan mata ke dokter spesialis mata setidaknya 2 tahun sekali. Rutin memeriksakan mata dapat mendeteksi dini masalah pada mata akibat penyakit tertentu, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

PERAN ALGA BAGI KEHIDUPAN

Posted by Taufik Ardiyanto On Oktober 28, 2019

Protista mirip tumbuhan disebut juga alga. Alga mikroskopis memiliki ciri-ciri khusus, yaitu dapat berfotosintesis sama seperti tumbuhan, tersebar luas di alam, dan dijumpai hampir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Alga renik yang terapung-apung di perairan ini merupakan bagian fitoplankton yang berguna sebagai sumber makanan penting bagi organisme-organisme lain.

Alga sangat berperan penting dalam rantai makanan.. Alga bertindak sebagai fitoplankton di dalam ekosistem. Alga menghasilkan oksigen yang penting dalam kehidupan makhluk hidup lain. Alga hijau merupakan sumber fitoplanton yang digunakan sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya Misalnya adalah pada Euglena sp
Gambar 1. Euglena sp.

Alga dapat berperan sebagai stabilizer dan bahan pembentuk gel dalam makanan, seperti cokelat, campuran puding instan, susu, dan sup krim. Agar, berasal dari spesies alga merah juga, juga digunakan sebagai pembentuk gel dalam gelatin, keju olahan, puding, mayones dan jelly. Alga cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium yang mengandung Na, P, N, dan Ca yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak. Selain itu, alga cokelat yang mengandung asam alginat dapat dimanfaatkan sebagai pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocystis, Ascophylum, dan Fucus).

Pigmen dari alga hijau mengandung beta-karoten, yang digunakan sebagai bentuk alami dari pewarna makanan. Alga merah dapat dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan (pengental es krim).
Gambar 2. Petani alga.

Dinding sel diatom mengandung zat kersik sehingga alga keemasan sering disebut juga alga kersik. Zat kersik ini sangat berguna bagi industri, seperti bahan penggosok, penyaring, industri kaca, dan bahan isolasi.

Gambar 3. beberapa contoh produk dari pemanfaatan alga.

Selain bermanfaat bagi kehidupan jumlah alga di alam yang berlebihan juga berbahaya bagi keseimbangan ekosistem. Reproduksi yang cepat, dari alga dapat menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan bagi tumbuhan air, akibatnya tumbuhan air tersebut mati.

Untuk melatih pemahamanmu tentang materi ini, kerjakan latihan berikut!